LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
1.
Judul :
Mengamati Peristiwa Osmosis pada Mentimun
2.
Tujuan :
·
Untuk
mengetahui peristiwa osmosis yang terjadi pada mentimun
3.
Dasar teori :
Osmosis merupakan peristiwa mengalirnya molekul – molekul
pelarut ke dalam larutan secara spontan melalui selaput semipermiabel, atau
peristiwa mengalirnya molekul – molekul zat pelarut dari larutan yang lebih
encer ke larutan yang lebih pekat. Proses osmosis terdapat kecenderungan untuk
mempertimbangkan konsentrasi antara dua larutan yang saling berhubungan melalui
membran.
Gaya yang diperlukan untuk mengimbangi desakan zat pelarut
yang mengalir melalui selaput semipermiabel ke dalam larutan disebut tekanan
osmosis larutan. Hubungan osmosis dengan kemolaran larutan oleh Van’t Hoff
dapat dirumuskan sebagai berikut.
π = MRT
|
Keterangan :
π
= tekanan osmosis (atm)
M
= molaritas (mol/liter)
T
= suhu mutlak (K)
R
= ketetapan gas (0,082) L.atm.mol-1K-1
Hukum
Van’t Hoff ini hanya berlaku pada larutan non-elektrolit.
4. Cara Kerja :
a. Menyiapkan semua bahan, yaitu :
·
Mentimun
(1 ons)
·
Garam
(1 ons)
·
Air
(±500 ml)
·
Toples
b. Membuat larutan garam yang ditaruh di
toples
c. Memasukkan mentimun tanpa dikupas
terlebih dahulu
d. Mengamati percobaan yang terjadi pada
mentimun dan air
5.
Data pengamatan :
Berikut adalah data pengamatan kami
selama 1 minggu :
Hari
Ke
|
Pengamatan
|
|
Mentimun
|
Air
|
|
1
|
Masih seperti biasa
|
Ada endapan
|
2
|
Sedikit mengkerut
|
Ada gelembung – gelembung udara di pinggir toples
|
3
|
Kerutannya mulai bertambah
|
Sedikit keruh
|
4
|
Sedikit lembek
|
Keruhnya mulai bertambah
|
5
|
Warnanya menjadi layu dan tampak pucat
|
Warnanya menjadi kecoklatan
|
6
|
Pada bagian sisi – sisi yang lainnya mulai terjadi
pembusukan
|
Warna bertambah kecoklatan
|
6.
Pembahasan :
Dalam pengamatan yang kami lakukan, didapatkan bahwa mentimun yang ada dalam
wadah larutan garam, menjadi lunak dari sebelumnya. Dapat dibuktikan pada hari
ke- 2 mentimun sudah mulai mengkerut
begitu juga pada hari ke-3 kerutannnya mulai bertambah. Dan pada hari
ke-4 mentimun menjadi lembek, pada hari ke-5 warnanya menjadi layu dan pucat,
dan pada hari terakhir pengamatan, yaitu hari ke-6 pada sisi bagian lainnya
mulai terjadi pembusukan dan mentimun menjadi lebih kecil dari sebelumnya. Hal
ini terjadi karena larutan garam dianggap sebagai pelarut yang bersifat
hipertonik. Sehingga plasma sel dari mentimun yang direndam didalamnya menjadi
bergerak keluar meninggalkan inti sel. Akibatnya sel – selnya menjadi mengkerut
dan menjadi lunak serta berlendir.
Sedangkan pada airnya juga terjadi perubahan, yaitu pada hari
ke-1 terdapat endapan, hari ke-2 terdapat gelembung – gelembung udara pada
bagian sisi toples. Pada hari ke-3 perubahan sudah mulai terlihat, yaitu air
mulai keruh, begitu juga pada hari ke-4 keruhannya sudah mulai bertambah. Dan
pada hari ke-5 warnanya menjadi kecoklatan dan pada hari ke-6 warna pada air
semakin tambah kecoklatan. Hal ini disebabkan karena air yang terdapat pada
mentimun keluar meninggalkan inti sel karena adanya sifat hipertonik yang ada
pada larutan garam tersebut.
7.
Kesimpulan :
Dari data – data praktikum yang kami dapat bahwa, dengan
keluarnya air (konsentrasi rendah) dari mentimun pada saat direndam pada
larutan garam (konsentrasi tinggi) yaitu dengan hasil mentimun menjadi
mengkerut dan lembek, diakibatkan karena jika tekanan osmotik di dalam sel
lebih besar maka cairan yang terdapat didalam sel akan keluar sehingga sel akan
mengkerut dan diakibatkan adanya zat pelarut yang bersifat hipertonik, yaitu
larutan garam. Maka dapat disimpulkan bahwa osmosis merupakan peristiwa mengalirnya
molekul – molekul pelarut ke dalam larutan secara spontan melalui selaput
semipermiabel, atau peristiwa mengalirnya molekul – molekul zat pelarut dari
larutan yang lebih encer ke larutan yang lebih pekat.