Rabu, 13 Maret 2013


LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

1.      Judul               : Mengamati Peristiwa Osmosis pada Mentimun

2.      Tujuan                        :
·        Untuk mengetahui peristiwa osmosis yang terjadi pada mentimun

3.      Dasar teori     :

Osmosis merupakan peristiwa mengalirnya molekul – molekul pelarut ke dalam larutan secara spontan melalui selaput semipermiabel, atau peristiwa mengalirnya molekul – molekul zat pelarut dari larutan yang lebih encer ke larutan yang lebih pekat. Proses osmosis terdapat kecenderungan untuk mempertimbangkan konsentrasi antara dua larutan yang saling berhubungan melalui membran.
Gaya yang diperlukan untuk mengimbangi desakan zat pelarut yang mengalir melalui selaput semipermiabel ke dalam larutan disebut tekanan osmosis larutan. Hubungan osmosis dengan kemolaran larutan oleh Van’t Hoff dapat dirumuskan sebagai berikut.
π = MRT
                                                  


Keterangan :
π = tekanan osmosis (atm)
M = molaritas (mol/liter)
T = suhu mutlak (K)
R = ketetapan gas (0,082) L.atm.mol-1K-1
Hukum Van’t Hoff ini hanya berlaku pada larutan non-elektrolit.

4.      Cara Kerja      :
a.      Menyiapkan semua bahan, yaitu :
·        Mentimun (1 ons)
·        Garam (1 ons)
·        Air (±500 ml)
·        Toples
b.      Membuat larutan garam yang ditaruh di toples
c.       Memasukkan mentimun tanpa dikupas terlebih dahulu
d.      Mengamati percobaan yang terjadi pada mentimun dan air

5.      Data pengamatan :

Berikut adalah data pengamatan kami selama 1 minggu :
Hari Ke
Pengamatan
Mentimun
Air
1
Masih seperti biasa
Ada endapan
2
Sedikit mengkerut
Ada gelembung – gelembung udara di pinggir toples
3
Kerutannya mulai bertambah
Sedikit keruh
4
Sedikit lembek
Keruhnya mulai bertambah
5
Warnanya menjadi layu dan tampak pucat
Warnanya menjadi kecoklatan
6
Pada bagian sisi – sisi yang lainnya mulai terjadi pembusukan
Warna bertambah kecoklatan


6.      Pembahasan  :

Dalam pengamatan yang kami lakukan,  didapatkan bahwa mentimun yang ada dalam wadah larutan garam, menjadi lunak dari sebelumnya. Dapat dibuktikan pada hari ke- 2 mentimun sudah mulai mengkerut  begitu juga pada hari ke-3 kerutannnya mulai bertambah. Dan pada hari ke-4 mentimun menjadi lembek, pada hari ke-5 warnanya menjadi layu dan pucat, dan pada hari terakhir pengamatan, yaitu hari ke-6 pada sisi bagian lainnya mulai terjadi pembusukan dan mentimun menjadi lebih kecil dari sebelumnya. Hal ini terjadi karena larutan garam dianggap sebagai pelarut yang bersifat hipertonik. Sehingga plasma sel dari mentimun yang direndam didalamnya menjadi bergerak keluar meninggalkan inti sel. Akibatnya sel – selnya menjadi mengkerut dan menjadi lunak serta berlendir.
Sedangkan pada airnya juga terjadi perubahan, yaitu pada hari ke-1 terdapat endapan, hari ke-2 terdapat gelembung – gelembung udara pada bagian sisi toples. Pada hari ke-3 perubahan sudah mulai terlihat, yaitu air mulai keruh, begitu juga pada hari ke-4 keruhannya sudah mulai bertambah. Dan pada hari ke-5 warnanya menjadi kecoklatan dan pada hari ke-6 warna pada air semakin tambah kecoklatan. Hal ini disebabkan karena air yang terdapat pada mentimun keluar meninggalkan inti sel karena adanya sifat hipertonik yang ada pada larutan garam tersebut.

7.      Kesimpulan    :
Dari data – data praktikum yang kami dapat bahwa, dengan keluarnya air (konsentrasi rendah) dari mentimun pada saat direndam pada larutan garam (konsentrasi tinggi) yaitu dengan hasil mentimun menjadi mengkerut dan lembek, diakibatkan karena jika tekanan osmotik di dalam sel lebih besar maka cairan yang terdapat didalam sel akan keluar sehingga sel akan mengkerut dan diakibatkan adanya zat pelarut yang bersifat hipertonik, yaitu larutan garam. Maka dapat disimpulkan bahwa osmosis merupakan peristiwa mengalirnya molekul – molekul pelarut ke dalam larutan secara spontan melalui selaput semipermiabel, atau peristiwa mengalirnya molekul – molekul zat pelarut dari larutan yang lebih encer ke larutan yang lebih pekat.
by: Aprilia Ariantika